Nak,
Jika kau lahir dan hidup sebagai seorang Introver, bersyukurlah!
Akan ada banyak anggapan dari dunia yang mungkin mencengangkanmu.
Mula-mula kau akan dianggap pendiam, padahal bicara seperlunya itu tidak salah, kau hanya akan banyak bicara dengan orang-orang yang cocok untuk kauajak berdiskusi, beririsan dengan minatmu, dan menerima gaya candamu.
Kau akan dianggap tak banyak kawan, karena kau lebih sering tinggal di rumahmu, menghabiskan banyak waktu dengan minatmu. Orang lain tak tertarik dengan itu. Santai saja, tetap menjadi apa yang kau ingin selama baik dan bermanfaat bagi dirimu dan orang lain.
Lalu kau akan diberi gelar manusia kamar, padahal kesendirian dan ketenangan memberimu banyak energi. Sedang keramaian seringkali membuatmu cepat lelah atau bahkan tak percaya diri.
Dianggap anti sosial? Kemungkinannya pun ada, berbuat baik saja, yang kita berikan pada dunia niscaya itu pula yang dihadirkan semesta untuk kita. Anti sosial hanya istilah dari manusia. Sedang semesta tak pernah anti pada makhluk yang hidup di dalamnya.
Siap-siap untuk banyak menerima keluhan dari kawanmu sebab baginya, kau adalah pendengar yang baik. Jangan berhenti belajar dan bertanya pada ahlinya, mana tahu kau menjadi mediator atau pemberi solusi bagi para pelaku curahan hati.
Isi waktu dengan membaca buku. Dunia sering menghadirkan oknum-oknum yang sok tahu, yang kadang bisa menjerumuskanmu. Siapkan ilmunya. Mengandalkan teknologi semacam Google itu baik. Tapi tidak cukup, jika kau belum mengerti sesuatu dari apa yang kau baca, bertanyalah pada ahlinya, pada yang paham, pada yang berpengalaman. Kelak kau akan mendengar istilah, belajar sendirian itu sama halnya berguru pada setan. Jangan pernah menyimpulkan dengan logika sendiri sebelum kau benar-benar memahami.
Buku adalah pelarian, pelarian dari konsumsi informasi yang kurang baik di sekitarmu atau sosial media. Dengan buku, kau memberi waktu untuk melakukan digital detox, menyembuhkanmu dari racun-racun sosial media. Otakmu butuh nutrisi, beri ia asupan yang baik, seperti halnya tubuhmu.
Dunia boleh jadi mengkategorikanmu sebagai anak indie, yang sedikit-sedikit senja-kopi senja-kopi. Tidak Nak, kau berhak menyukai sesuatu yang menurutmu unik dan baik. Ayah juga penyuka senja, tetapi lebih menikmati udara pagi. Ayah juga menyukai kopi, tetapi lebih dianjurkan banyak minum air putih. Selama wajar, tak berlebihan, nikmatilah.
Apapun yang membuatmu tertarik, dalami dan kuasailah. Dunia selalu membutuhkan seorang spesialis. Sedang generalis cocok untuk kehidupan berrumah tangga — ini Ayah bercanda ya, kita bahas nanti saja! 😂 Dalami dan kuasai apapun, asal jangan kejahatan.
Jika kau merasa dirimu berbeda, tak mengapa. Yang hebat saja jika tak berbeda tidak begitu terlihat walau dalam keramaian sekalipun.
Ingat selalu pesan penulis ini
Sedikit lebih beda lebih baik daripada sedikit lebih baik
Nak, dunia boleh mengganggapmu apa saja, itu hak asasi, kau akan bersama orang-orang yang satu frekuensi, kau rencanakan ataupun tidak, semesta selalu menghadirkan momen dan orang-orang yang unik, yang bahkan tak kau prediksi sebelumnya.
Jika kau lahir dan hidup sebagai seorang Introver, bersyukurlah, berdamailah, dan nikmatilah.
Jika kau lahir dan hidup sebagai seorang Ekstrover, bersyukurlah, berdamailah, dan nikmatilah. Kenali orang-orang di sekitarmu, karena Ayah juga seorang Introver. Sedang 5 saudara ayah lainnya adalah Ekstrover. Perbedaan karakter yang membuat kita mengenal, menerima, memahami dan bersatu adalah bentuk kasih sayang dari Yang Maha Satu.
Dan tentu saja, mau hidup sebagai apapun, jangan sekali-kali meremehkan orang lain. Seperti halnya berada di puncak gunung atau tempat yang suci, sering-sering menunduklah, lihat ke bawah.
Yang Maha Tahu punya rencana tak biasa — yang mana tahu itu untuk kebaikan dan kebahagiaan kita.
Jadi, hidup sebagai apa? Introver, Ekstrover atau keduanya (Ambiver), jadi diri sendiri saja! Yang berbeda, yang memberi warna.
Banker Penduduk, Medan Tempur Melawan Corona, 2020.
4 April di Medium @nasuhadinata
Comments
Post a Comment